Selasa, 11 November 2008

Sabtu, 18 Oktober 2008

MIXER Ink & Paste Material

InkCentre-BinhDuong, Menyebutkna alat pengaduk (mixer) tentu yg terbayang adalah mesin pembuat kue yg kita tahu. Tidak ada perbedaan antara mesin mixer untuk kue dan mixer untuk tinta dalam hal bagian dan tujuannya. Tank/bowl sebagai tempat bahan untuk diaduk, mixer sebagai batang pengaduk plus impeler sebagai media percepatan proses adukan.



:: Doc. Blogger
Ilustrasi: mesin pengaduk sederhana


Mixer yg lebih canggih sudah tentu telah di modifikasi dari segi kecepatan juga impeler yg dipakai. Kecepatan yg memungkinkan bahan resin, pigment dan pelarut bisa cepat homogen telah di rancang sedemikian rupa agar memberikan efek panas yg cocok untuk semua bahan. mulai dari 800 rpm s.d 2000 rpm merupakan batas kecepatn yg seringkali di pakai untuk tujuan ini. Sedangkan impeler akan berbentuk sedemikian rupa mulai seprti pirinagn sampai yg meiliki gigi hingga gap antara gigi untuk memperkuat efek adukan sampai weeting antara bahan pigment dan bahan lainnya.

Senin, 25 Agustus 2008

SENJATA DI LAB TINTA

:: LAB PASTE INK ::


Saat bekerja di lab atau produksi tinta paste seperti Offset, Letterpress dan untuk tinta screen/sablon (semi paste). tentu tidak melupakan senjata yg dipakai alias perlengkapan untuk para technical di lab.

Perlengkapan itu diantaranya, spatula atau pisau untuk mengaduk sample di atas meja kerja dan drawdown kafe untuk mengetes shading warna diatas kertas putih berisi blok hitam.



::Doc.sugeng-GraphicArt
Ilustrasi: Spatula

Alat ini memang banyak di sediakan di beberpa toko alat bangunan atau lukisan di setiap kota besar di indonesia. Tapi mengenai kualitas barang tidak semuanya bagus alias awet dan cocok untuk dipakai. Karena beberapa sifat yg di harapkan adalah ke lenturan alat dan ketahanan alat terhadap korosi terhadap berbagai macam solvent (diluent).


:: Doc.sugeng-GraphicArt
Ilustrasi: Draw Down Kafe's

Sebenarnya bentuk nya sederhana dan semua orang pasti akan cepat mengenalinya bila melihat di toko bangunan sekalipun.

Demikian infonya.


Sugeng Endarsiwi
Pekerja Grafika
@: sugeng_siwi@engineering.com

Sabtu, 02 Agustus 2008

PIGMENT FDA Approval

:: BASF ::

Pabrik pigment ini menyiapkan Pigment yg FCN (Food Contact Notification) Approval dari FDA-Amerika.
Pigment yg dimaksud adalah Eupolen PE Blue 65-1501.
Pigment ini bisa di aplikasikan sebanyak > 2% dalam plastik untuk bungkus makanan termasuk Botlo minuman, bungkus makanan beku, dll.

www.basf.com/pigment

Minggu, 27 Juli 2008

APPROPRIATE QUALITY CONTROL FOR INK

:: LITHOGRAPHIC / OFFSET INK & LETTERPRESS ::


*Color
*Gloss
*Drying time (Conv. Offset-Paper)
*TV = Tack Value
*Length
*Viscosity
*Bleeding into Fountain solution (Offset Ink)
*Fineness of grinding
*Tinting (color strength)
*Mass tone & Undertone= Printing conditions
*Rub & Scuff Resistance
*Product Resistance
*Opacity / Hiding
*Density / Specific Gravity
*Flying / Misting
*Emulsification (Offset Ink)
*Light Fastness
*Odor
*Baking Condition (Conv. Offset-TPI)
*Curing at UV lamps (UV Base Ink)


Instrument Lab. :

1.INKO-METER
2.Glass Flow
3.RI Tester
4.Draw down paper
5.HVS paper
6.Kafe/ Spatula
7.Grind – O- Meter
8.Bowl/ glass
9.Stop Watch
10.D-Light
11.Oven ( 160-180 DC)
12.UV Lamps (Hg = Mercury)

Sugeng Endarsiwi, A.Md.Graf, ST
Advisor of Grafika


Lab.Ink&Coating Center, Binh Duong – Vietnam @ 2008

Rabu, 09 April 2008

UV INK APLICATION 2nd (FGD Forum)

Produk UV menerut beberapa informasi diperkenalkan sejak thn 1960-an dan berkembang terus sejak thn 1970-an dan sampai sekarang 2007 sudah mengalami banyak kemajuan dan kelebihan dibanding sebelumnya. Seiring dengan kemajuan Bahan Subtrate yg dipergunakan mendorong Spesifikasi tinta yg dipakai juga menjadi lebih baik dan lebih special dibanding memakai subtrate sebelumnya di cetak. Tuntutan hasil cetakan lebih cerah dan lebih baik dan lebih cepat di buat produk akhir (packaging, Cover majalah, etc) membuka peluang pemakain Tinta UV sekarang ini.

Di industri grafika khususnya percetakan sudah dikenal dengan istilah Tinta Biasa (Conventional Ink/ Oil Base) dan Tinta tidak biasa (non-Conventional/ alias UV Base Ink).

Kalau boleh membuat batasan yg ekstrem, semua jenis tinta baik itu Offset, Letterpress, Screen, Flexo, Gravure, etc bila lapisan tintanya mengering dengan cara Oxidasi-Polimerisasi, Penguapan (Evaporasi), dan penyerapan (Absorb) (tanpa bantuan UV light) bisa digolongkan dalam jenis tinta biasa (Conventional Ink).

Sedangkan jenis tinta spt Offset, Letterpress, flexo, etc bila mengering dengan bantuan sinar UV adri lampu UV (Hg, Xe, etc) bisa digolongkan kedalam jenis tinta tiadk biasa (non-Conventional ink) atau di sebut UV base Ink. Bagaimana cara mengeringnya spt-nya sudah dijelaskan di artikel kertas grafis asuhan bang Tony attamimi.
Mudah 2x an penggolongan ini bisa memudahkan pemahama produk UV dan Non UV (Tinta Biasa).

Mengenai komponen yg membentuk kalau boleh saya break down akan berisi antara lain:

Tinta Biasa/Conventional:
Binder (pengikat) : Resin, phenolic modified , etc..
Pigment
Additive (anti gores, catlyst pengering(dryer), etc..
Sovent (pelarut/ pngencer): mineral oil etc..

Sedangkan untuk

Tinta UV base :
Binder (pengikat): Oligomer (umumnya kental/viscous),

Monomer (umumnya encer/liquid berbahan dasar, polyester atau acrylate, etc..
Pigment
Additive(anti gores, Catalyst Photo(inisiator, sensitizer), etc..)

Terlepas bahwa kedua komponen itu memilki bahan istilah yg sama, perlu diperhatikan bahwa bahan yg dipakai di UV base pada umumnya memilki data sheet yg special dibanding bila akan dipakai pada tinta biasa. Sebagai contoh, Pigment yg dipakai di Tinta bisa kadangkala tidak bisa dipakai di UV base, namun dari beberpa kasus bila Pigement yg di pakai di UV base malah bisa digunakan juga di tinta biasa (testing lab).



:: Doc. Sugeng-grafikus
Iluatrasi: Lab Ink Maker at Night



Cara Penyimpanan


Tinta Biasa:
Walaupun pada umumnya tinta biasa tidak terlalu sensitif terhadap sinar matahari namun sebaiknya disimpan pada ruangan yg bebas sinar matahari dan bersuhu ruang berkisar 27 DC (derajat Celcius)

Tinta UV
Sebaiknya disimpan di dalam ruang yg bebas cahaya matahari dan bersuhu kisaran maksimal 25 DC.

Cara Pemakain di mesin cetak.


Tinta biasa
Sisa tinta yg dibak tinta bisa disimpan kembali dan masih bisa dipakai untuk mencetak selanjutnya.

Tinta UV
Sisa Tinta di bak tinta sebaiknya tidak dipakai untuk mencetak kembali karena setelah tinta dibuka dan contact terhaap sinar di sekitarnya ada kemungkinan terjadi reaksi yg bisa mengurangi kualitas hasil cetaknya. Kemungkinan terburuk tinta UV akan menjadi Gelling (keras) bila sudah terkontaminasi oleh bahan lain. Ini yg perlu di waspadai Karena tinta UV yg sudah Gelling tidak mungkin di proses lagi menjadi tinta UV yg lain.

Demikian sekilas Info, Nyuwun sewu kalau ada yg tidak tepat.


Semoga berkenan !



[sugeng endarsiwi]/ Ink Centre : Binh Duong Prov.

UV INK APLICATION (FGD Forum)

Beberapa hari yg lalu saya coba mengecek catatan penting yg saya simpan ttg bahan baku UV ink & Conventional Ink yang berhubungan dengan keamanan bgi mahluk hidup di sekeliling, bila dipakai untuk mencetak packaging makanan, minuman, dan rokok (cigarette).

Mengomentari (-takut tidak memuaskan penannya kalau dibilang jawaban-), ternyata bukan perkara yg sederhana dan mudah untuk dijawab langsung oleh saya sebagai Pekerja Grafika Tinta (Ink Manufacture) . Mudah 2x an tidak terjadi polemik yg berkepanjangan dengan komentar saya ini tapi dengan komentar ini mampu membuat pekerja grafika di percetakan bisa menjadi lebih peduli dan bisa berpikir lebih terbuka dan cerdas dalam berhubungan dengan produk 2x UV dan Conventional. dengan terus menggali banyak info dilain kesempatan.

Membahas bahan baku Tinta, kita akan berhubungan dengan beberpa supplier besar diantaranya :
Pabrik yg membuat Binder (Resin, mineral oil, etc)
Pabrik yg membuat bahan warna (pigment, Dye stuff, etc)
pabrik yg membuat Additive untuk kedua jenis tinta

ketiga perusahaan besar ini sangat diharapkan kerjasama dan kesepakatan dalam masalah sertifikasi ttg kemanana (safety) dari bahan 2x yg dipergunakannya. Selain harus teliti di lab R&D juga jujur dalam mempubliaksikan bahan 2x yg di pergunakan, yaitu tidak bertentangan dengan kaidah keamanan dgn lingkungan hidup dan mahluk hidup sekalipun.



:: Doc. Sugeng-grafikus

Ilustrasi: Feel Free







Sekarang ini bahan baku yg dipergunakan oleh Pabrik tinta akan berdasar pada sertifikasi dari pabrik pembuat bahan baku. Dan akan panjang daftarnya bila saya sebutkan disini. Beberapa sertifikat bisa saya ambil sbg contoh :

Dangerous Substance Directive (67/578/EEC, TSCA (USA), FDA,etc
Dangerous Preparations Directive 88/379/EEC, 1999/45/EC
Restriction 76/69/EEC ( Prohibited Substances)
Etc.

Dengan dilengkapinya sertifikasi dari pabrik bahan baku maka pabrik tinta akan melakukan testing susulan untuk membuat sertifikat. Namun tentu ada kendala biaya yg akan menghambat pembuatan sertifikat ini. Karena setiap lembar sertifikat akan memakan biaya tidak sedikit (alias mahal). Dan selama pembuatan sertifikat bukan karena sesuatu kondisi yg urgent sudah pasti pabrik tinta tidak perlu melakukan test lagi karena sertifikat dr supplier bahan baku bisa juga dijadikan landasan dalam beberapa kasus.

Tentang FDA regulation,
Diantara sertifikat yg di submit oleh produk tinta dan coating maka FDA regulation adalah salah satun bentuk pngekuan kaeamanan bahan baku selain yg sudah saya sebutkan beberpa sebelumnya, EEC, TSCA etc.. Dalam beberpa kasus FDA juga merujuk kepada sertifikat lain yg berlaku di produk tinta dan coating. Jadi tidak harus berpatokan pada satu FDA regulation sertifikat. Silahkan kunjungi fda-Gov untuk detail-nya.

Mengenai bahan baku UV saya sependapat dengan bang Indra, bahwa bahan baku UV kebanyakan berbahaya (sangat reaktif ?) apabila kita kurang hati 2x menanganinya, ada beberapa aturan yg harus di perhatikan dalam hal ini (di pabrik tinta). Ngomong 2x ttg bahan berbahaya sebenarnya tidak melulu terdapat di bahan UV.

Kasus terkahir ttg Photoinisator, ada perusahan makanan bayi memberlakukan pelarangan untuk menggunakan salah satu bahan catalyst UV, yaitu ITX (isopropyl Thioxantone (empiric : C16H14OS). Karena diketaui berbahaya dan bermigrasi dibanding bahan catalyst lainnya.

Mengenai tinta UV yang ideal, saat proses cure ( proses kering-nya lapisan tinta dengn bantuan UV light, maka selesailah reaksi bahan UV trsebut, tidak ada yg terserap dan menguap pada lapisan tintanya. Oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi Mesin dan UV lamp yg dipakai agar prose cure ini benar 2x OK.

Jadi komentar nya:

Aman asal cetakan pada subtrate packaging tidak langsung berhubungan dengan makanan (makanan di lapisi pembungkus lain spt sejenis plastik (yg tentu saja plastik inipun harus lolos sertifikat aman untuk bahan makanan). Dan perlu diperhatikan juga ttg jenis makanan-nya spt (makanan basah, kering, fresh, etc).







[sugeng endarsiwi]/GraphicArt Corp.
Binh Duong Prov.
Viet Nam

========================================

UV ink & Conv.Ink

Produk UV menerut beberapa informasi diperkenalkan sejak thn 1960-an dan berkembang terus sejak thn 1970-an dan sampai sekarang 2007 sudah mengalami banyak kemajuan dan kelebihan dibanding sebelumnya. Seiring dengan kemajuan Bahan Subtrate yg dipergunakan mendorong Spesifikasi tinta yg dipakai juga menjadi lebih baik dan lebih special dibanding memakai subtrate sebelumnya . Tuntutan hasil cetakan lebih cerah dan lebih baik dan lebih cepat di buat produk akhir (packaging, Cover majalah, etc) membuka peluang pemakain Tinta UV sekarang ini.Di industri grafika khususnya percetakan sudah dikenal dengan istilah Tinta Biasa (Conventional Ink/ Oil Base/Solvent Base/Toluene Base/Water Base) dan Tinta tidak biasa (non-Conventional/ alias UV Base Ink/ IR Beam ).

Kalau boleh membuat batasan yg ekstrem, semua jenis tinta baik itu Offset, Letterpress, Screen, Flexo, Gravure, etc bila lapisan tintanya mengering dengan cara Oxidasi-Polimerisas i, Penguapan (Evaporasi), dan penyerapan (Absorb) (tanpa bantuan UV light) bisa digolongkan dalam jenis tinta biasa (Conventional Ink).
Sedangkan jenis tinta spt Offset, Letterpress, flexo, etc bila mengering dengan bantuan sinar UV adri lampu UV (Hg, Xe, etc) bisa digolongkan kedalam jenis tinta tiadk biasa (non-Conventional ink) atau di sebut UV base Ink. Bagaimana cara mengeringnya spt-nya sudah dijelaskan di artikel kertas grafis asuhan bang Tony attamimi.
Mudah 2x an penggolongan ini bisa memudahkan pemahama produk UV dan Non UV (Tinta Biasa).

Mengenai komponen yg membentuk kalau boleh saya break down akan berisi antara lain:

Tinta Biasa:
Binder (pengikat) : Resin, phenolic modified , Ester, etc..
Pigment (Organic/Non Organic)
Additive (anti gores, catalyst pengering (dryer) , etc..
Sovent (pelarut/ pengencer): mineral oil, Hidro Carbon etc..

Sedangkan untuk Tinta UV base :
Binder (pengikat): Oligomer (umumnya kental/viscous) ,
Monomer (umumnya encer/liquid berbahan dasar, polyester atau acrylate, etc..
Pigment (Idem)
Additive(anti gores, Catalyst Photo(inisiator, sensitizer), etc..)

Terlepas bahwa kedua komponen itu memilki bahan istilah yg sama, perlu diperhatikan bahwa bahan yg dipakai di UV base pada umumnya memilki data sheet yg special dibanding bila akan dipakai pada tinta biasa. Sebagai contoh, Pigment yg dipakai di Tinta biasa kadangkala tidak bisa dipakai di UV base, namun dari beberpa kasus bila Pigement yg di pakai di UV base malah bisa digunakan juga di tinta biasa (testing lab).

Cara PenyimpananTinta Biasa
Walaupun pada umumnya tinta biasa tidak terlalu sensitif terhadap sinar matahari namun sebaiknya disimpan pada ruangan yg bebas sinar matahari dan bersuhu ruang berkisar 27 DC (derajat Celcius)Tinta UVSebaiknya disimpan di dalam ruang yg bebas cahaya matahari dan bersuhu kisaran maksimal 25 DC.

Cara Pemakain di mesin cetak.
Tinta biasaSisa tinta yg dibak tinta bisa disimpan kembali dan masih bisa dipakai untuk mencetak selanjutnya.Tinta UVSisa Tinta di bak tinta sebaiknya tidak dipakai untuk mencetak kembali karena setelah tinta dibuka dan contact terhaap sinar di sekitarnya ada kemungkinan terjadi reaksi yg bisa mengurangi kualitas hasil cetaknya. Kemungkinan terburuk tinta UV akan menjadi Gelling (keras) bila sudah terkontaminasi oleh bahan lain. Ini yg perlu di waspadai Karena tinta UV yg sudah Gelling tidak mungkin di proses lagi menjadi tinta UV yg lain.

Demikian sekilas Info, Nyuwun sewu kalau ada yg tidak tepat.Semoga berkenan !

Sugeng Endarsiwi
Pekerja Grafika Tinta

PANTONE COLOR APLICATION (FGD Forum)

Pantone color guide seerti yg pernah di release di milist ini sebelumnya akan memilki beberpa type spt, C =untuk coated paper, U = Uncoated, Tx= Textile, etc..

mengenai warna pantone yg dibuat di buat di pabrik tinta berlisensi dari pantone atau yg belum berlisensi. akan membuat warna sesuai yg dipesan (umumnya Percetakan). (istilahnya color matching) dengan subtrate tertentu sesuai kertas yg akan di pakai.


misal, Percetakan PT Lampu Rakyat memesan warna pantone 072 C Blue untuk dicetak AP 80 gram, dan PT Dian Aladin memsan warna yg sama di Duplex. Tentu hasil warna ini akan dibuat maksimal sesuai buku pantone yg dijadikan patokan. (edisi @1990, @ 2000 atau @ 2002 atau lebih baru buku pantone-nya) .

Warna pantone yg diatas AP 80 gram, hanya cocok untuk AP 80 yg (sejenis tentunya) dan pantone yg di buat untuk duplex untuk duplex. Bila di tukar hampir bisa dipastikan warna tidak akan sama.

Pengalaman saya, Pabrik tinta akan memiliki stock tinta warna pantone tapi harus di pastikan warna pantone itu untuk subtrate apa, AP, Duplex atau HVS (uncoated), atau White coating (metal decorating ink).

Info tambahan, melakukan color matching akan dua hal yg mendukung, Expert techncal dan Alat ukur yg dipakai, dan subtarte yg digunakan. jadi sangat subjectif, tidak semua kualifikasi pembuat warna pantone di setiap pabrik tinta memmilki skill yg sama.


[sugengendarsiwi]/Binh Duong, 09 April 2008

INK TYPE & SYSTEM

UV Product Avaliable with 5 kind of type such as:



1. Offset - Paper
2. Offset - TPI
3. Letterpress / Letter Set


4. Flexo (all label subtrate)


5. OPV/Coating






:: Doc.Sugeng-grafikus

Ilustrasi: Ink Rangers

Minggu, 16 Maret 2008

EXCLUSION LIST Untuk Tinta cetak

Beberapa tahun belakangan ini ada isu yang semakin giat di expose tentang pemakaian bahan 2x berbahaya dan beracun bagi mahluk hidup terutama manusia. Yang dipakai di setiap produk yang di konsumsi langsung atau tidak langsung sehari 2x.

Seperti dalam tinta cetak yanag diapakai baik untuk industri cetak besar atau untuk mesin cetak kantoran (printer komputer).
Di industri tinta cetak dan yg berhubungan dengan tinta, dikenal dengan ”EXCLUSIN LIST” . dimana dalam daftar ini di kemukakan bahan baku yang seharusnya tidak dipakai karena berakibat buruk untuk kesehatan manusia. Dalam daftar ini dibedakan dalam tipe Selection Criteria dan Substances List .
Dimana untuk selection criteria dan Substance List bahan baku yg dimaksud harus tidak dipakai meskipun dalam jumah sedikit. Untuk selection criteria, bahan baku ini dipastikan menimbulkan bahaya untuk kesehatan manusis, sedangkan untuk substance list dalam taraf diduga akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Walaupun beberpa kasus sudah menujukan dampak negatif namun karena sample kasusnya belum banyak untuk sementara masih ditempatkan di tipe substance list.

EXCLUSIN LIST

Selection Criteria

A.
Carcinogenic, Mutagenic and Toxic untuk membuat produk bila di kinsumsi, hal ini sesuai arahan 67/548/EEC dalam frase resiko R 45, R 46, R 49, R 60, R 61

B.
Bahan baku dan setengah jadi dengan label very Toxic (T+) atau Toxic (T) sesuai dengan arahan 67/548/EEC sesuai dengan frase resiko R 23, R 24, R 25, R 26, R 27, R 28, R 39, R 48

C.
Pigment Warna berbahan dasar senyawa dari antimony, Arsenic, Cadmium, Chromium (VI), Lead, Mercury, Selenium

Substance List
D. warna Dye
(Dye Colorants) : Auramine (Basic Yellow 2 - CI 41000) Chrysoidine (Basic Orange 2 - CI 11270) Fuchsine (Basic Violet 47 - CI 42510) Induline (Solvent Blue 7 - CI 50400) Cresylene Brown (basic Brown 4 - CI 21010)

Solvent
2- Methoxyethanol,
2-Ethoxyetahnol,
2- Methoxyethyl acetate
2- Ethoxyethyl acetate
Monoclorobenzene
Dichlorobenzene
Volatile chlorinated hydrocarbon (termasuk trichloroethylene, perchlorethylene dan methylene chloride)
Volatile Fluorochlorinated hydrocarbons
2- nitropropane
Methanol




Plasticiser:
Chlorinated Napthalenes
Chlorinated Paraffins
Monocresyl Phosphate
Tricresyl Phosphate
Monocresyl diphenyl Phosphate


Various Compounds :
Diaminostilbene dan turunannya
2,4- Dimethyl – 6 – tertiary – butylphenol
4,4 Tetramethyl diaminobenzophenon (Michler’s Keton)
Hexaclorocyclohexane

Dari beberapa bahan – bahan diatas ini masih umum digunakan di beberapa pabrik tinta namun memang tidak semua karena aturan yang ketat di bagian custom-nya (bea cukai) saat mengimpor bahan baku.
Hal yang penting adalah lembaga independent yang mampu mengetest dan memberikan jaminan tentang penggunaan bahan baku tadi tidak dipakai oleh pabrik tinta cetak.

Aplikasi ini di beberapa tempat telah di pakai seperti beberpa negara anggota assosiasi seperti European Council Of paint, Printing Ink and Artist Colours Industri. Mereka merekomendasikan pemakaian daftar bahan baku berbahaya dan beracun ini bagi supplier dan customer-nya.

Note : EEC (Eroupean Economic Comunity)


Semoga bermanfaat !!!


[sugeng-endarsiwi]

Color Index Pigment dan Light Fastness

Dalam pigment manufacturing selain dikenal dengan bahan 2x kimia yg berhubungan dengan rantau carbon juga popular istilah color index warna pigment dan Light Fastness.
Color index ini menentukan type pigment saat dipakai di pabrik tinta maupun cat.

Color Index
Dalam tinta cetak yang lebih sering dikenal dengan tinta process yaitu Cyan, Yellow, Magenta dam Black. Ke empat pigment ini sangat dominant di pergunakan baik sebagai warna tunggal maupun sebagai warna campuran. Beberapa color index yg umumnya di pergunakan diantaranya :

Cyan : PB 15:0/ PB 15:1/ PB 15:2 / PB15:3/ PB 15:4/ PB 15:6
Yellow : PY 12 / PY 13 / PY 83
Magenta : PR 482 / PR 571 / PR 122
Black : PK 7

Pemilihan CI ini hanyalah pedoman yg disesuaikan terhadap warna cetakan yg di jadikan acuan sesuai hasil perhitungan alat ukur warna.

Dalam CI, akan terdapat sifat fisik yg akan berbeda untuk masing CI. Seperti Cyan PB 15:3 menampakan warna yg kehijauan dibanding Cyan PB 15:4, namun adakalanya hasil ini dikarenakan binder yg di pergunakan mengakibatkan pergesaran warna yg berbeda dari seharusnya. Untuk yellow PY 12 akan terlihat Kehijauan disbanding PY 13 dan PY 83 akan terlihat Kemerahan disbanding PY 13. pengamatan ini pun masih berhubungan dengan binder yg dipergunakan karena tetap akan ada pengaruhnya bagi hasil akhir warna pigment.
Untuk Magenta PR 482 merupakan warna proses yg jarang di pakai karena masih belum umum. Sedangkan PR 571 merupakan CI yg paling banyak di pergunakan sebagai warna Proses. Untuk CI PR 122 pada sebagaian waran proses lebih menyukain pemakain PR 122 karena hasilnya yg lebih kebiruan dan berkesan kuat warnanya.
Untuk black memang tidak banyak pilihan walaupun demikian arah warna black akan selalu berbeda baik itu brownish dan bluish.

Light Fastness
Mengubungkan CI dan LF merupakan hal yg tidak bisa di pukul rata karena masing 2x CI bisa saja memilki nilai kekuatan LF yg sama. Seperti PY 12 ada yg ber LF 2-3 adapula yg ber LF 5-6. Demikian juga dengan PY 13 beberapa pabrik pigment memilki PY 13 dengan LF rata 2x 3-4 namun ada juga yg memproduksi High LF dengan kekuatan LF 6-7 dengan perbedaan harga tentu lebih mahal. Nilai LF ini berlaku juga dengan Magenta.
Untuk Cyan dan Black umumnya pigment yg ada sudah memiliki nilai LF 7-8.

Beberpa instrument untuk mengukur LF : Fade - O – Meter, Sunpower Meter, LF measure dan yg paling detail adalah Weather - O – Meter.

Demikian info singkat mudah 2x an membantu

Salam Grafika. !

[sugeng-endarsiwi]