Minggu, 16 Maret 2008

EXCLUSION LIST Untuk Tinta cetak

Beberapa tahun belakangan ini ada isu yang semakin giat di expose tentang pemakaian bahan 2x berbahaya dan beracun bagi mahluk hidup terutama manusia. Yang dipakai di setiap produk yang di konsumsi langsung atau tidak langsung sehari 2x.

Seperti dalam tinta cetak yanag diapakai baik untuk industri cetak besar atau untuk mesin cetak kantoran (printer komputer).
Di industri tinta cetak dan yg berhubungan dengan tinta, dikenal dengan ”EXCLUSIN LIST” . dimana dalam daftar ini di kemukakan bahan baku yang seharusnya tidak dipakai karena berakibat buruk untuk kesehatan manusia. Dalam daftar ini dibedakan dalam tipe Selection Criteria dan Substances List .
Dimana untuk selection criteria dan Substance List bahan baku yg dimaksud harus tidak dipakai meskipun dalam jumah sedikit. Untuk selection criteria, bahan baku ini dipastikan menimbulkan bahaya untuk kesehatan manusis, sedangkan untuk substance list dalam taraf diduga akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Walaupun beberpa kasus sudah menujukan dampak negatif namun karena sample kasusnya belum banyak untuk sementara masih ditempatkan di tipe substance list.

EXCLUSIN LIST

Selection Criteria

A.
Carcinogenic, Mutagenic and Toxic untuk membuat produk bila di kinsumsi, hal ini sesuai arahan 67/548/EEC dalam frase resiko R 45, R 46, R 49, R 60, R 61

B.
Bahan baku dan setengah jadi dengan label very Toxic (T+) atau Toxic (T) sesuai dengan arahan 67/548/EEC sesuai dengan frase resiko R 23, R 24, R 25, R 26, R 27, R 28, R 39, R 48

C.
Pigment Warna berbahan dasar senyawa dari antimony, Arsenic, Cadmium, Chromium (VI), Lead, Mercury, Selenium

Substance List
D. warna Dye
(Dye Colorants) : Auramine (Basic Yellow 2 - CI 41000) Chrysoidine (Basic Orange 2 - CI 11270) Fuchsine (Basic Violet 47 - CI 42510) Induline (Solvent Blue 7 - CI 50400) Cresylene Brown (basic Brown 4 - CI 21010)

Solvent
2- Methoxyethanol,
2-Ethoxyetahnol,
2- Methoxyethyl acetate
2- Ethoxyethyl acetate
Monoclorobenzene
Dichlorobenzene
Volatile chlorinated hydrocarbon (termasuk trichloroethylene, perchlorethylene dan methylene chloride)
Volatile Fluorochlorinated hydrocarbons
2- nitropropane
Methanol




Plasticiser:
Chlorinated Napthalenes
Chlorinated Paraffins
Monocresyl Phosphate
Tricresyl Phosphate
Monocresyl diphenyl Phosphate


Various Compounds :
Diaminostilbene dan turunannya
2,4- Dimethyl – 6 – tertiary – butylphenol
4,4 Tetramethyl diaminobenzophenon (Michler’s Keton)
Hexaclorocyclohexane

Dari beberapa bahan – bahan diatas ini masih umum digunakan di beberapa pabrik tinta namun memang tidak semua karena aturan yang ketat di bagian custom-nya (bea cukai) saat mengimpor bahan baku.
Hal yang penting adalah lembaga independent yang mampu mengetest dan memberikan jaminan tentang penggunaan bahan baku tadi tidak dipakai oleh pabrik tinta cetak.

Aplikasi ini di beberapa tempat telah di pakai seperti beberpa negara anggota assosiasi seperti European Council Of paint, Printing Ink and Artist Colours Industri. Mereka merekomendasikan pemakaian daftar bahan baku berbahaya dan beracun ini bagi supplier dan customer-nya.

Note : EEC (Eroupean Economic Comunity)


Semoga bermanfaat !!!


[sugeng-endarsiwi]

Color Index Pigment dan Light Fastness

Dalam pigment manufacturing selain dikenal dengan bahan 2x kimia yg berhubungan dengan rantau carbon juga popular istilah color index warna pigment dan Light Fastness.
Color index ini menentukan type pigment saat dipakai di pabrik tinta maupun cat.

Color Index
Dalam tinta cetak yang lebih sering dikenal dengan tinta process yaitu Cyan, Yellow, Magenta dam Black. Ke empat pigment ini sangat dominant di pergunakan baik sebagai warna tunggal maupun sebagai warna campuran. Beberapa color index yg umumnya di pergunakan diantaranya :

Cyan : PB 15:0/ PB 15:1/ PB 15:2 / PB15:3/ PB 15:4/ PB 15:6
Yellow : PY 12 / PY 13 / PY 83
Magenta : PR 482 / PR 571 / PR 122
Black : PK 7

Pemilihan CI ini hanyalah pedoman yg disesuaikan terhadap warna cetakan yg di jadikan acuan sesuai hasil perhitungan alat ukur warna.

Dalam CI, akan terdapat sifat fisik yg akan berbeda untuk masing CI. Seperti Cyan PB 15:3 menampakan warna yg kehijauan dibanding Cyan PB 15:4, namun adakalanya hasil ini dikarenakan binder yg di pergunakan mengakibatkan pergesaran warna yg berbeda dari seharusnya. Untuk yellow PY 12 akan terlihat Kehijauan disbanding PY 13 dan PY 83 akan terlihat Kemerahan disbanding PY 13. pengamatan ini pun masih berhubungan dengan binder yg dipergunakan karena tetap akan ada pengaruhnya bagi hasil akhir warna pigment.
Untuk Magenta PR 482 merupakan warna proses yg jarang di pakai karena masih belum umum. Sedangkan PR 571 merupakan CI yg paling banyak di pergunakan sebagai warna Proses. Untuk CI PR 122 pada sebagaian waran proses lebih menyukain pemakain PR 122 karena hasilnya yg lebih kebiruan dan berkesan kuat warnanya.
Untuk black memang tidak banyak pilihan walaupun demikian arah warna black akan selalu berbeda baik itu brownish dan bluish.

Light Fastness
Mengubungkan CI dan LF merupakan hal yg tidak bisa di pukul rata karena masing 2x CI bisa saja memilki nilai kekuatan LF yg sama. Seperti PY 12 ada yg ber LF 2-3 adapula yg ber LF 5-6. Demikian juga dengan PY 13 beberapa pabrik pigment memilki PY 13 dengan LF rata 2x 3-4 namun ada juga yg memproduksi High LF dengan kekuatan LF 6-7 dengan perbedaan harga tentu lebih mahal. Nilai LF ini berlaku juga dengan Magenta.
Untuk Cyan dan Black umumnya pigment yg ada sudah memiliki nilai LF 7-8.

Beberpa instrument untuk mengukur LF : Fade - O – Meter, Sunpower Meter, LF measure dan yg paling detail adalah Weather - O – Meter.

Demikian info singkat mudah 2x an membantu

Salam Grafika. !

[sugeng-endarsiwi]